Halaman

Translate

Kamis, 07 Februari 2013

Dampak Ganda Perubahan / Multiflier Effect of Change

Perubahan yang tidak bisa ditahan, tidak bisa dihentikan adalah perubahan waktu. Waktu tidak bisa kembali. Waktu tidak bisa ditahan. Waktu berjalan terus seiring perputaran bumi terhadap sumbunya (rotasi). Kita tidak mampu secara konsisten menyesuaikan perubahan waktu dengan kedewasaan kita. Ketika melihat teman sebaya sudah punya jabatan tinggi,sehingga kita sadar dan berkata, " oh semestinya jabatanku sama dengan dia ". Kita selalu mengingat kondisi kita sama dengan kondisi ketika kita masih muda dan berprilaku seperti anak muda juga.Hampir semua bidang kehidupan dihubungkan dengan waktu.

Mengapa kita berubah? Kita berubah karena panca indera kita berfungsi dengan baik. Kita melihat seseorang memiliki sepatu baru (merek baru), kita berubah dan ingin membeli sepatu baru juga. Ada juga tidak terpengaruh sama sekali. Kita mendengar musuh kita sudah bertobat, kita berubah sikap dengan menjalin persahabatan. Ada juga yang tidak berubah dan berkata, "itu pura-pura". Kita merasakan panasnya terik matahari, kita berubah pikiran untuk menanam pohon. Ada juga yang berubah negatif dan malah membabat hutan. Kita mencium baunya buah durian dan merasakan lezatnya, kita berubah menjadi pecandu dan sekaligus pedagang durian. Perubahan tercipta jika ada manfaatnya bagi kita. Berbeda dengan waktu. Ada yang merasakan manfaatnya atau tidak ada sama sekali waktu tetap berubah. Kalau manusia, ada yang berubah dan ada juga yang tidak berubah sama sekali. Itulah prilaku.

satu perubahan akan mengakibatkan perubahan yang lain. Perubahan berantai. Bocah Ponari mampu mengobati segala macam penyakit (sekalipun tidak terbukti), maka masyarakat berubah dengan berbondong-bondong berobat dan melupakan puskesmas. Ponari sibuk mengobati. Ponari juga jadi malas belajar. Akibatnya Ponari tinggal kelas. Pertanyaannya adalah stimulus apakah yang akan kita berikan sehingga orang berubah? Perubahan apakah yang kita harapkan?

Perubahan rakyat dapat dibangun melalui pendidikan. Pendidikan menjadikan rakyat semakin tahu hak, kewajiban dan kebutuhan baik dirinya maupun kelompok, daerah dan bangsanya. Pendidikan mengajarkan rakyat untuk semakin nasionalis. Pendidikan mengajarkan rakyat agar mampu memenuhi kebutuhannya dan kebutuhan keluarganya baik masa kini maupun masa depan. Faktor kedua yang mampu merubah rakyat adalah agama. Agama mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dalam segala hal. Agama mengajarkan kita untuk tidak berprasangka buruk. Agama mengajarkan kita untuk mengasihi sesama. Faktor ketiga adalah budaya. Budaya mempererat dan menyatukan bangsa, baik melalui seni, adat, peninggaln sejarah, dan lain-lain.

Perubahan pemimpin. Ketika kepemimpinan Indonesia berubah dari tangan Belanda Ke Panglima Besar Revolusi Sukarno, Indonesia berubah drastis. Rakyat bebas dari kerja rodi. Rakyat bebas memelihara ternak tanpa takut diambil oleh penjajah. Rakyat bebas bertani dan berusaha tanpa adanya upeti. Sekolah bukann hanya milik penjajah, orang kaya atau bangsawan, akan tetapi seluruh rakyat. Rakyat berubah. Dari rakyat jelata (atau ada yang budak Belanda) menjadi Kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur, menteri dan ada yang menjadi Presiden. Dari rakyat jelata menjadi guru, polisi, tentara, Pegawai Negeri Sipil, Pengusaha, anggota dewan, Ketua Partai, dan semua bidang kehidupan yang tadinya dikuasai oleh penjajah berubah penguasaan menjadi di dipegang oleh rakyat Indonesia dan Pemerintah Indonesia. Inilah revolusi, perubahan secara cepat dan besar yang berdampak pada seluruh sendi kehidupan bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar