Halaman

Translate

Selasa, 01 Oktober 2013

Goal versus Sasaran

Ketika pemain PSSI U19 menggiring bola dan memasuki kotak 12 pass lawan, maka reporter berteriak," wow.....wou....wou.....". Ketika bola ditendang kearah gawang lawan, reporter tersebut berkata, "Jebre......eet". Hampir semua penonton menyukai suara dan ungkapan reporter tersebut. Kalimat dan intonasinya cukup menyenangkan, dan cukup meningkatkan nasionalisme kita. Sekalipun tidak ada hubungan langsung, ternyata kita juara untuk pertama kalinya.

Sangat berbeda dengan kalimat reporter ketika terjadi final U16 AFF antara Indonesia lawan Malaysia. Kondisinya hampir sama, sama-sama adu pinalti. Indonesia sudah unggul 2 poin. Ketika tiba saatnya penendang dari Malaysia, reporter berkata, " ini harus masuk...kalau tidak akan sulit bagi Malaysia". Ungkapan ini sangat menyebalkan. Dan kebetulan masuk. Penendang berikut Indonesia tidak masuk. Dan akhirnya Indonesia kalah. Harapan menang sudah besar sekali. Selisih dua gol dalam adu pinalti sudah memberikan harapan besar. Tetapi harus kalah dengan Malaysia.

Tujuan utama main bola adalah untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan sekaligus menahan bola agar tidak memasuki gawang sendiri. Hampir sama dengan lirik Slank, "Bola = bobol gawang lawan". Ketika bola masuk masuk gawang, reporter berkata "go....ol". Kata gol berasala dari kata goal yang artinya tujuan.

Gol penentu kemenangan U19 AFF 2013 adalah gol terakhir, penendang terakhir putra Maluku Utara bernama Armain dengan nomor punggung 20. Gol ini gol yang sangat sulit. Karena kesulitannya hampir tidak pernah ada kiper yang mampu menangkap atau menahan tendangan seperti itu. Bola ditendang persis kekiri gawan dan mengenai tiang, kemudian memantul ke tengah. Bola mendatar dan menggelinding. Inilah namanya sasaran.

Semestinya pemain harus dilatih dengan sasaran. Bukan hanya gol. Harus diidentifikasi sasaran yang susah ditangkap kiper. Misalnya sasaranya adalah kiri atau kanan gawang, baik atas maupun bawah. Kalau boleh seperti tendangan Armain. Sasaran kedua adalah pojok kiri atau kanan persis disudut net, baik atas maupun bawah. sasaran ketiga adala disebelah sisi kiri atau kanan gawang. Persis ketitik tengan bidang jaring kedua belah sisi. Sasaran keempat adalah tendangan keras dengan sudut elevasi tinggi beberapa cm dibawah mistar. Itulah sasaran-sasaran yang sulit ditangkap kiper menurut pengamatan Abuka.

Salah satu kehebatan David Beckamp adalah tendangan dari bola mati. Indonesia sering gagal memanfaatkan bola mati. Semestinya melalui bola mati harus tercipta peluang besar. Tetapi biarpun begitu, Abuka hanyalah penonton yang ingin menyaksikan GARUDA juara dalam setiap laga. Bravo Garuda Indonesia. Selamat kepada Garuda U19.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar