Halaman

Translate

Kamis, 14 November 2013

Penjajah di sekitar Kita

Sekarang masih suasana Hari Pahlawan. Hari ketika Arek-Arek Suroboyo memprotes atas berkibarnya bendera Belanda Merah Putih Biru di atas Hotel Yamato di Surabaya. Dengan paksa Arek-Arek menurunkan bendera Belanda dan merobek birunya, kemudian menaikkan Merah putih, setelah pengorbanan jiwa. Keberanian dan perjuangan mereka layak dianggab sebagai penjelmaan perjuangan Bangsa Indonesia. Peristiwa itulah yang kita peringati setiap tahun sebagai hari pahlawan.

Kondisi negara sekarang ini tidak menuntut kita seperti Arek-Arek Surabaya. Kini saatnya kita hanya untuk mengolah, menikmati, mengamankan serta menjamin bahwa setiap warga negara ikut menikmati kekayaan bumi kita. Apabila itu tidak terjadi, maka ada penjajah disekitar kita. Kita tidak mampu mengetahui dan mengolah kekayaan bumi RI, berarti penjajahnya adalah kebodohan atau ketakutan. Bila hanya segelintir warga yang menikmati kekayaan bumi RI, berarti penjajahnya adalah saudara kita juga, yang mengambil hak saudaranya. Kalau kita berantam atau bentrok karena kekayaan kita, maka penjajahnya adalah kita sendiri yang tidak sanggup teratur, tidak mampu mengatur atau tidak mau diatur atau tidak punya kemampuan membuat aturan yang baik. Kalau kekayaan kita hilang tanpa dinikmati oleh satupun warga negara atau malah jadi bencana, maka penjajahnya adalah kealpaan kita. Tidak memikirkan masa depan. Mementingkan kepentingan hari ini atau kepentingan pribadi atau golongan di atas kepentingan bangsa. Tidak memiliki visi.

Kita tidak hidup sendiri di muka bumi ini. Tetapi kita bertetangga dengan negara lain, baik tetangga dekat maupun tetangga jauh. Banyak negara ngiler dengan kekayaan RI. Mereka akan mewujudkannya dengan berbagai bentuk. Mereka akan mencari dan memanfaatkan setiap kelemahan kita. Adakah kita sedang memikirkan dan mengantisipasinya, sehingga menjadi keuntungan buat bangsa?
Bagaimana kalau kekayaan bumi kita sudah habis, apakah kita bisa hidup?
Read More..

Jumat, 08 November 2013

Hari Pahlawan

Insiden di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya.

Setelah munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia, gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas ke segenap pelosok kota Surabaya. Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera di Yamato Hoteru / Hotel Yamato (bernama Oranje Hotel atau Hotel Oranye pada zaman kolonial, sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.

Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch. Ploegman pada sore hari tanggal 18 September 1945, tepatnya pukul 21.00, mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru), tanpa persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya, di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, sisi sebelah utara. Keesokan harinya para pemuda Surabaya melihatnya dan menjadi marah karena mereka menganggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia, hendak mengembalikan kekuasan kembali di Indonesia, dan melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang sedang berlangsung di Surabaya

Tak lama setelah mengumpulnya massa di Hotel Yamato, Residen Soedirman, pejuang dan diplomat yang saat itu menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang masih diakui pemerintah Dai Nippon Surabaya Syu, sekaligus sebagai Residen Daerah Surabaya Pemerintah RI, datang melewati kerumunan massa lalu masuk ke hotel Yamato dikawal Sidik dan Hariyono. Sebagai perwakilan RI dia berunding dengan Mr. Ploegman dan kawan-kawannya dan meminta agar bendera Belanda segera diturunkan dari gedung Hotel Yamato. Dalam perundingan ini Ploegman menolak untuk menurunkan bendera Belanda dan menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Perundingan berlangsung memanas, Ploegman mengeluarkan pistol, dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan. Ploegman tewas dicekik oleh Sidik, yang kemudian juga tewas oleh tentara Belanda yang berjaga-jaga dan mendengar letusan pistol Ploegman, sementara Soedirman dan Hariyono melarikan diri ke luar Hotel Yamato. Sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang semula bersama Soedirman kembali ke dalam hotel dan terlibat dalam pemanjatan tiang bendera dan bersama Koesno Wibowo berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya ke puncak tiang bendera kembali sebagai bendera Merah Putih.

Setelah insiden di Hotel Yamato tersebut, pada tanggal 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris . Serangan-serangan kecil tersebut di kemudian hari berubah menjadi serangan umum yang banyak memakan korban jiwa di kedua belah pihak Indonesia dan Inggris, sebelum akhirnya Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden Sukarno untuk meredakan situasi.

Kematian Brigadir Jenderal Mallaby.

Setelah gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris ditandatangani tanggal 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda. Walaupun begitu tetap saja terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya. Bentrokan-bentrokan bersenjata di Surabaya tersebut memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30. Mobil Buick yang ditumpangi Brigadir Jenderal Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah. Kesalahpahaman menyebabkan terjadinya tembak menembak yang berakhir dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby oleh tembakan pistol seorang pemuda Indonesia yang sampai sekarang tak diketahui identitasnya, dan terbakarnya mobil tersebut terkena ledakan granat yang menyebabkan jenazah Mallaby sulit dikenali. Kematian Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia dan berakibat pada keputusan pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh untuk mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 untuk meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA.

Perdebatan tentang pihak penyebab baku tembak Mobil Buick Brigadir Jenderal Mallaby yang meledak di dekat Gedung Internatio dan Jembatan Merah Surabaya

Tom Driberg, seorang Anggota Parlemen Inggris dari Partai Buruh Inggris (Labour Party). Pada 20 Februari 1946, dalam perdebatan di Parlemen Inggris (House of Commons) meragukan bahwa baku tembak ini dimulai oleh pasukan pihak Indonesia. Dia menyampaikan bahwa peristiwa baku tembak ini disinyalir kuat timbul karena kesalahpahaman 20 anggota pasukan India pimpinan Mallaby yang memulai baku tembak tersebut tidak mengetahui bahwa gencatan senjata sedang berlaku karena mereka terputus dari kontak dan telekomunikasi. Berikut kutipan dari Tom Driberg:

"... Sekitar 20 orang (serdadu) India (milik Inggris), di sebuah bangunan di sisi lain alun-alun, telah terputus dari komunikasi lewat telepon dan tidak tahu tentang gencatan senjata. Mereka menembak secara sporadis pada massa (Indonesia). Brigadir Mallaby keluar dari diskusi (gencatan senjata), berjalan lurus ke arah kerumunan, dengan keberanian besar, dan berteriak kepada serdadu India untuk menghentikan tembakan. Mereka patuh kepadanya. Mungkin setengah jam kemudian, massa di alun-alun menjadi bergolak lagi. Brigadir Mallaby, pada titik tertentu dalam diskusi, memerintahkan serdadu India untuk menembak lagi. Mereka melepaskan tembakan dengan dua senapan Bren dan massa bubar dan lari untuk berlindung; kemudian pecah pertempuran lagi dengan sungguh gencar. Jelas bahwa ketika Brigadir Mallaby memberi perintah untuk membuka tembakan lagi, perundingan gencatan senjata sebenarnya telah pecah, setidaknya secara lokal. Dua puluh menit sampai setengah jam setelah itu, ia (Mallaby) sayangnya tewas dalam mobilnya-meskipun (kita) tidak benar-benar yakin apakah ia dibunuh oleh orang Indonesia yang mendekati mobilnya; yang meledak bersamaan dengan serangan terhadap dirinya (Mallaby). Saya pikir ini tidak dapat dituduh sebagai pembunuhan licik... karena informasi saya dapat secepatnya dari saksi mata, yaitu seorang perwira Inggris yang benar-benar ada di tempat kejadian pada saat itu, yang niat jujurnya saya tak punya alasan untuk pertanyakan ...

Disalin dari:http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_10_November
Read More..

Senin, 28 Oktober 2013

Aku dan Dia tidak sama!

Pagi ini materi yang kita pelajari adalah "Matriks". Dimulai dari contoh matriks dalam kehidupan. Kemudian jenis-jenis matriks. Matriks baris adalah matriks yang terdiri dari hanya 1 baris. Ordonyan menjadi 1 x n. N menyatakan banyak baris. Matriks kedua adalah Matriks Kolom, ialah matriks yang terdiri dari hanya 1 kolom. Ordonya menjadi n x 1, dimana n menyatakan banyak baris. Matriks ketiga adalah matriks Persegi, aialah matriks yang memiliki banyak baris sama dengan banyak kolom. Ordo dapat ditulis n x n.

Matriks ketiga adalah matriks Persegi Panjang, ialah matriks yang memiliki banyak baris tidak sama dengan 1, banyak kolom tidak sama dengan 1 dan banyak baris tidak sama dengan banyak kolom. Ordo dapat ditulis, n x m, dimana m tidak sama dengan 1, n tidak sama dengan 1 dan n tidak sama dengan m.

Sudah merupakan kebiasaan bagi kita, untuk memantapkan pengertian/konsep, kita meminta siswa untuk mengulangnya tanpa membaca buku. Seorang siswa mengtakan: "Matriks persegi Panjang adalah matriks yang memiliki banyak baris dan kolom tidak sama, banyak baris tidak sama dengan 1, banyak kolom tidak sama dengan 1". Kelihatannya, jawaban itu sudah benar. Kalau dikasih nilai sudah mendapat hampir 100. Tetapi matematika mempelajari logika dan mempraktekkannya, maka wajib hukumnya bagi kita untuk membenarkannya. Kesalahan terletak pada kalimat " Matrik s yang memiliki banyak baris dan kolom tidak sama". Kalimat tersebut dibangun oleh 2 kalimat tunggal. Kemudian digabung menjadi kalimat majemuk oleh kata hubung "dan".

Siswa tersebut memberi contoh kalimat majemuk yang menggunakan kata "dan", yaitu: Aku dan Dia tidak sama! Kemudian kita bahas bersama. Sebagian siswa tidak tertarik, karena dianggab materi Bahasa Indonesia. Sesungguhnya kalimat tunggal dan kalimat majemuk merupakan materi Matematika dengan kompetensi "Menerapkan Logika."

Kata "dan" digunakan bila ada beberapa Kalimat Tunggal yang memiliki predikat sama, atau keterangan sama, atau objek yang sama, tetapi berbeda subjek. Kalimat tersebut kalau dipisahkan menjadi 2 kalimat tunggal menjadi: Kalimat tunggal pertama adalah, " Aku tidak sama". Kalimat tunggal kedua adalah, "Dia tidak sama".

Kedua kalimat tersebut adalah rancu. Aku tidak sama. Tidak sama dengan siapa? Dia tidak sama. Tidak sama dengan siapa? Kerancuan tersebut lebih jelas bila kata "aku" diganti dengan angka 5 dan kata "dia" kita ganti dengan 10. Kalimat majemuknya menjadi:" 5 dan 10 tidak sama" Sesungguhnya yang lebih tepat adalah: 5 tidak sama dengan 10". Hari ini masih adalah peringatan Sumpah Pemuda. Salah satu sumpahnya adalah: Menjunjujng tinggi Bahassa Persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.
Read More..

Minggu, 27 Oktober 2013

Prakerin itu apa?

Prakerin merupakan singkatan dari praktek kerja industri. Prakerin merupakan bagian dari PSG (Program Sistem Ganda) yang dilaksanakan bersama antara Industri dengan SMK. Sebelum kurikulum 2004, namanya disebut dengan PKL (Praktek Kerja Lapangan). PSG mencakup kerjasama tentang materi/konten kurikulum sekolah, modul, ujian dan praktek.

Perkembangan pada dunia industri lebih cepat dibanding dengan SMK secara keseluruhan. Oleh karena itu, apabila ada perkembangan, maka perkembangan tersebut dengan segera diadaptasi dan diimplementasikan di SMK, mulai dari kurikulum, kemudian modul dan Ujian yang disebut dengan Uji Kompetensi. Kurikulum yang dihasilkan adalah KTSP SMK. KTSP dilandasi oleh standar Kurikulum. Perbedaan KTSP SMK yang satu dengan SMK yang lain tidak berbeda jauh. Hanya perbedaan sedikit saja, atau up-grading saja.

Materi yang dipraktekkan adalah sesungguhnya materi produktif (jurusan). Tetapi fakta membuktikan, bahwa siswa yang prakerin tidak mempraktekkan semua yang dipelari ditempat kerja. Hanya sedikit yang dipraktekkan. Hal ini karena Industri yang satu dengan industri yang lain sangat berbeda. Sebab yang kedua adalah, faktor bahwa siswa yang prakerin adalah karyawan sementara, sehingga tidak dipercaya kalau diberikan tugas yang vital, terutama jurusan akuntansi.

Dimanakah letak mata pelajaran Normatif dan Adaptif dalam prakerin? secara eksplisit, kompetensi produktif dituliskan sebagai materi pembelajaran dalam prakerin. Itulah sebabnya prakerin itu diklaim sebagai milik produktif. Inilah kesalahan persepsi. sesungguhnya siswa prakerin itu mempraktekkan semua yang dimiliki. Mereka mempraktekkan Agama. Disana mereka sembahyang, berkata dan bertindak jujur. Mereka mempraktekkan Bahasa Indonesia. Mereka berbicara dengan kalimat yang baik, sehingga oranglain di tempat kerja cepat memahami maksud serta menciptakan suasana nyaman. Mereka mempraktekkan Bahasa Inggris. Sekalipun tidak berbicara atau menulis surat Bahasa Inggris, tetapi mereka mengerti maksud berkas yang mengandung kata serapan Inggris. Dalam bertindak, mereka menggunakan logika. Matematika melatih mereka berpikir dan bertindak logis.

Read More..

Kamis, 24 Oktober 2013

Sampai kapan guru memeriksa buku catatan?

Pada zaman sebelum kemerdekaan, orangtua kita belajar tanpa menggunakan buku catatan. Mereka mencatat pada sebidang alat seperti papan tulis. Catat, kemudian hapus. Ada materi baru, materi lama dihapus. Buku catatan berfungsi untuk menyimpan sementara, sebelum kita simpan di otak. Mereka hanya memiliki waktu beberapa menit untuk memasukkannya ke otak. Tentu saja hasilnya tidak maksimal. Tetapi konsentrasi siswa sangat tinggi. Sesungguhnya itu yang sangat diperlukan.

Berbeda dengan sekarang. Buku catatan berlimpah. Jangankan buku catatan, catatan elektronik juga ada yang sanggub menyimpan jutaan halaman. Hampir semua informasi yang diperlukan oleh siswa dapat dicari dengan mudah. Pertanyaan adalah apakah siswa memiliki acceptabiliy dan kemauan?

Mengapa siswa mencatat? Kalau usia SD, siswa disuruh untuk menulis. Tentu saja untuk melatih menulis dan memindahkan materi kebukunya. Agar tangannya lincah dan terbiasa mencatat. Agar tulisannya rapih dan bagus. Catatan tiap siswa homogen atau hampir sama dengan catatan temannya. Sesuai dengan perkembangan usia dan tingkat pendidikan, maka isi catatan siswa semakin beragam. Misalnya siswa SMK sudah mampu mencatat penjelasan yang dia anggab penting. Kemampuan menerima dan menentukan yang merupakan inti materi, sangat menentukan isi catatan siswa.

Ketika Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dinaikkan, maka ada banyak siswa yang tidak lulus. Konsekuensinya harus diremedial. Kita menjelaskan ulang, kemudian kita uji lagi. Kedua hal itu sudah dilaksanakan, tetapi tetap juga tidak lulus/kompeten. Jalan terakhir adalah ujian dengan membuka buku. Setelah membuka buku, memang ada sebagian besar mengerjakan lebih cepat dan benar. Aneh bin ajaib. Ada beberapa siswa yang tidak memiliki catatan dan tidak mampu mengerjakan soal. Mereka hanya asyik membolak-balik buku teks yang tebal samapai bel berbunyi. Apakah siswa yang sudah berusia 16-18 tahun harus diperiksa catatannya? Catatan yang dimaksud berbeda dengan Buku Tugas/Latihan.

Siswa yang paling parah adalah mereka yang memiliki catatan, tetapi tidak juga mampu mengerjakan soal sekalipun open book. Kelihatannya rajin. Mereka menganggab semuanya beres ketika sudah mencatat dengan baik. Mereka ini terjebak dengan rutinitas mencatat. Padahal yang utama adalah pengertian. Catatan hanyalah sebagai pengingat akan hal yang utama/penting. Penjelasan berikutanya sangat tergantung dari pengertian yang sudah dimiliki dan pengulangannya/latihan.
Read More..

Minggu, 13 Oktober 2013

Selamat untuk Garuda muda U19....!

Kemengangan garuda muda U19 pada hari Sabtu malam benar-benar melampau harapan. Korea Selatan juara Asia 12 kali dan sekaligus juara bertahan sudah terbukti menghempaskan Philipina dengan skore 4:0 dan menumbangkan harapan Laos 5:1. Jumlah skor yang cukup telak. Memang Indonesia juga menghempaskan Laos 4: 0, tetapi pemain Laos hanya 10 pemain dan akhirnya 9 pemain. Garuda Muda juga mengalahkan Philipina hanya dengan skor 2:0, masih selisih jauh dari apa yang dicapai Korea.

Menurut para pengamat bola, memperkirakan Garuda muda berharap dari 6 negara runner-up terbaik dari 9 Grup. Tetapi yang terjadi adalah semangat luar biasa dari Garuda Muda. Mereka militan seperti kata sang arsitek Indra Sjafri. Garuda Muda tak kenal lelah. Cukup percaya diri, cukup tenang dan lincah. Garuda muda menang bukan karena lucky semata, akan tetapi karena totalitas permainan yang memukau. Pemain belakang bermain cukup baik. Pemain tengah bermain dengan cukup baik. Pemain depan bermain cukup baik. Selamat...selamat...selamat. Bravoo Garuda Muda U19.

Kapten Evan Dimas, merupakan pahlawan. Tidak tanggung-tanggung, memborong 3 gol ke gawang Korea. Luar biasa. Dari ketiga gol yang diciptakan, memiliki pola yang sama. Bola digiring ke depan dengan cepat oleh Armain atau Maldini, kemudian ditarik lagi kebelakang bagian tengah sebagai umpan dengan kecepatan tinggi. Pada saat yang sama Evan Dimas berlari dari tengah sekaligus menendang dengan powerfull. Strategi demikian cukup efektif.

Strategy demikain dapat dipertahankan untuk babak beriktnya pada tahun depan. Tetapi perlu dikombinasikan dengan strategy lain. Disamping itu yang perlu diperbaiki menurut kita penonton adalah power. Armain memiliki skill yang cukup baik. Tetapi tidak powerfull. Kompetensi yang hampir sama dimiliki oleh Maldini dan Sitanggang.Inilah salah satu faktor yang harus dilatih. Menendang dengan powerfull. skill lain yang perlu diperbaiki adalah sasaran. Kalau diperhatikan, hampir semua gol yang diciptakan sang Kapten Evan Dimas dengan tendangan powerfull lurus ke depan. Hal yang perlu ditingkatkan adalah dengan kondisi berlari atau sedang bergelut dapat menendang pada sasaran. Sambil berlari kuat misalnya, mampu melesatkan pada sasaran yang susah dijangkau atau sasaran yang sudah dilatih sebelumnya.demikian juga Julfiandi, Hargiyanto dan yang lain yang melesatkan tendangan gledek jarak jauh. Itu luar biasa.
Read More..

Kamis, 10 Oktober 2013

Positive Thinking dan Negative Thinking

Hampir semua motivator menganjurkan untuk berpikir postive dan melarang berfikir negative. Sesungguhnya kegiatan atau proses berfikir itu bebas. Kita tidak boleh melarang orang untuk berfikir, apakah positif atau negatif. Karena kita tidak tahu dan tidak dipengaruhi oleh proses berfikir tersebut. Tidak ada dampak apa-apa terhadap orang lain, kalau hanya dari memandang "berfikir postif/negatif".

Ada seorang guru saya kira-kira 28 tahun yang lalu menasehati siswa SMP nya. "....Kalian harus berfikir negatif dan bertindak positif. Ibarat seorang intel. Siang dan malam berfikir negatif. Intel mencurigai banyak orang. Dia menduga atau mengira bahwa seseorang itu akan berbuat jahat. Saat itu juga dia berfikir untuk mencegahnya. Pikirannya beradu antara negatif dan positif".

Nasehat ini memberikan kita pengertian bahwa berfikir dan bertindak merupakan kegiatan yang berbeda. Berfikir itu bebas. Sementara bertindak itu tidak bebas. Kita dibatasi oleh hukum, norma dan etika dalam kehidupan berbangsa/bernegara, dan bermasyarakat. Hukum, etika dan norma itulah patokan yang membatasi perbuatan kita. Tidak bisa hukum, norma dan etika membatasi seorang manusia berfikir. Tetapi ketika fikiran diekspressikan, maka ekspressi itulah yang mampu mempengaruhi orang lain.

Negatif thinking diperlukan untuk mengantisipasi masalah. Positif thinking digunakan sebagai solusi masalah. solusi masalah inilah yang diubah menjadi ekspressi atau tindakan. Sementara pertarungan antara negative thinking dengan positive thinking menghasilkan solusi yang terbaik, sebelum kejadian atau sebelum masalah datang.
Read More..

Rabu, 09 Oktober 2013

Fungsi Apa Itu?

Salah satu Kompetensi Matematika SMK adalah "menerapkan Konsep Fungsi". Kata kunci dari fungsi adalah "ketergantungan". Ketergantungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Hasil panen tergantung dari bibit unggul, pemupukan, pengolahan lahan yang baik, irigasi yang baik, dan pemberantasan hama. Hasil panen disbut dengan variabel tergantung ( variabel terikat). Karena terikat atau tergantung pada Bibit unggul, pemupukan, pengolahan lahan, irigasi dan pemberantasan hama yang disebut dengan variabel bebas. Jadi ada 5 variabel bebas dan satu variabel terikat.

Sebelum masuk kepada fungsi, dimulai terlebih dahulu dengan relasi. Siswa dengan guru memiliki relasi, kemudian fungsi konstan, linier dan kuadrat. Salah satu tugas guru sebagai ilmuwan adalah membuat segala sesuatunya lebih kongkrit. Oleh karena itu selalu (diusahakan) dimulai dari hal kongkrit menuju abstrak, dan sederhana menuju kompleks.

Setelah belajar relasi, kemudian fungsi bla...bla......

Berapa uang kas kalian sebulan? siswa menjawab Rp 2000 satu minggu! Oke, kalau begitu, itu namanya fungsi apa? siswa menjawab: "untuk membeli kertas ulangan pak!". Bapak tanya, itu termasuk pada fungsi a p a? Yah pokoknya untuk kepentingan kelas pak! Bapak tidak mengurusi belanja kalian. Kita sedang belajar fungsi. Maksud bapak, kasus penagihan uang kas setiap minggu itu apakah fungsi konstan atau linier? Serentak berkata: " Ooo....h itu maksudnya! aa...h apa ya?"

Kelemahan kalian adalah: 1) Curiga. Kalian curiga dan takut kalau duitnya bapak minta. 2) Kalian tidak fokus. Seandainya kalian fokus terhadap pelajaran, maka kalian akan mencari hubungan uang kas mingguan dengan kompetensi yang dihadapi. Kalau tidak mau disebut tidak fokus, kalau disebut kurang bernalar. Salah satu alasana mengapa muncul Kurikulum 2013 adalah supaya siswa bernalar dengan baik.

Proses pengumpulan uang kas kalian itu merupakan fungsi konstan. Uang tersebut tergantung dari minggi. Bila minggu berganti, maka kalian membayar Rp 2000 per siswa. Karena setiap minggu selalu sama, maka disebut konstan.
Read More..

Selasa, 01 Oktober 2013

Goal versus Sasaran

Ketika pemain PSSI U19 menggiring bola dan memasuki kotak 12 pass lawan, maka reporter berteriak," wow.....wou....wou.....". Ketika bola ditendang kearah gawang lawan, reporter tersebut berkata, "Jebre......eet". Hampir semua penonton menyukai suara dan ungkapan reporter tersebut. Kalimat dan intonasinya cukup menyenangkan, dan cukup meningkatkan nasionalisme kita. Sekalipun tidak ada hubungan langsung, ternyata kita juara untuk pertama kalinya.

Sangat berbeda dengan kalimat reporter ketika terjadi final U16 AFF antara Indonesia lawan Malaysia. Kondisinya hampir sama, sama-sama adu pinalti. Indonesia sudah unggul 2 poin. Ketika tiba saatnya penendang dari Malaysia, reporter berkata, " ini harus masuk...kalau tidak akan sulit bagi Malaysia". Ungkapan ini sangat menyebalkan. Dan kebetulan masuk. Penendang berikut Indonesia tidak masuk. Dan akhirnya Indonesia kalah. Harapan menang sudah besar sekali. Selisih dua gol dalam adu pinalti sudah memberikan harapan besar. Tetapi harus kalah dengan Malaysia.

Tujuan utama main bola adalah untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan sekaligus menahan bola agar tidak memasuki gawang sendiri. Hampir sama dengan lirik Slank, "Bola = bobol gawang lawan". Ketika bola masuk masuk gawang, reporter berkata "go....ol". Kata gol berasala dari kata goal yang artinya tujuan.

Gol penentu kemenangan U19 AFF 2013 adalah gol terakhir, penendang terakhir putra Maluku Utara bernama Armain dengan nomor punggung 20. Gol ini gol yang sangat sulit. Karena kesulitannya hampir tidak pernah ada kiper yang mampu menangkap atau menahan tendangan seperti itu. Bola ditendang persis kekiri gawan dan mengenai tiang, kemudian memantul ke tengah. Bola mendatar dan menggelinding. Inilah namanya sasaran.

Semestinya pemain harus dilatih dengan sasaran. Bukan hanya gol. Harus diidentifikasi sasaran yang susah ditangkap kiper. Misalnya sasaranya adalah kiri atau kanan gawang, baik atas maupun bawah. Kalau boleh seperti tendangan Armain. Sasaran kedua adalah pojok kiri atau kanan persis disudut net, baik atas maupun bawah. sasaran ketiga adala disebelah sisi kiri atau kanan gawang. Persis ketitik tengan bidang jaring kedua belah sisi. Sasaran keempat adalah tendangan keras dengan sudut elevasi tinggi beberapa cm dibawah mistar. Itulah sasaran-sasaran yang sulit ditangkap kiper menurut pengamatan Abuka.

Salah satu kehebatan David Beckamp adalah tendangan dari bola mati. Indonesia sering gagal memanfaatkan bola mati. Semestinya melalui bola mati harus tercipta peluang besar. Tetapi biarpun begitu, Abuka hanyalah penonton yang ingin menyaksikan GARUDA juara dalam setiap laga. Bravo Garuda Indonesia. Selamat kepada Garuda U19.
Read More..

Selasa, 24 September 2013

Kurangi Ketergantungan

Ketergantungan merupakan sifat manusia sebagai mahluk sosial. Tak seorangpun manusia moderen mampu membebaskan diri dari ketergantungan terhadap orang lain. Tak seorangpun manusia yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Kita hanya bisa mengurangi derajat dan jumlah ketergantungan kita. Salah satu caranya adalah kompetensi atau kemampuan. Kompetensi didapat dari belajar baik formal terutama informal. Manusia mendapat pelajaran formal dibatasi oleh ruang dan waktu, tetapi secara informal tidak ada batas selama hayat masih dikandung badan. Belajar informal tidak mengenal ruang, waktu dan tempat. Inilah sesungguhnya belajar sepanjang hayat.

Kalau kita tingkatkan skopenya menjadi bangsa atau negara, maka dalilnya menjadi:"Semua negara tidak mampu melepaskan ketergantungannya dengan negara lain. Tak satupun negara dimuka bumi ini mampu memenuhi kebutuhannya untuk mensejahterakan rakyatnya". Hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah mengurangi jumlah dan derajat ketergantungan. Inilah tugas utama dari seorang pengambil keputusan dalam satu negara.

Kebiasaan menkonsumsi tahu dan tempe membuat kita menjadi ketergantungan kepada kacang kedelai. Tugas kita adalah mengurangi derajat ketergantungan impor. Kesadaran akan ketergantungan tidaklah cukup. Tetapi harus berbuat sesuatu. Tentu saja tidak instan. Oleh karena itu diperlukan pendidikan dan penelitian. Pendidikan dan penelitian tidaklah cukup, tetapi harus ada tindak lanjut atau yang disebut dengan political wiill. Begitu banyak ketergantungan kita kepada negara lain. sebaliknya negara lain menikmati ketergantungan mereka kepada kita, kepada kekayaan alam kita.

Janji politik para calon legislator atau pemimpin daerah adalah janji yang mudah diukur keberhasilnya. Nyata dirasakan masyarakat. Bila perlu, mereka langsung memberikan uang seperti BALSEM atau BLT atau saudaranya. Bila perlu juga, ketika kampanye yang dibagikan bukan program, akan tetapi kaos atau uang.

Inilah saatnya untuk kita rakyat Indonesia yang sudah merdeka 68 tahun. Rakyat harus mampu menilai pemimpin atau calon pemimpin yang memiliki tendensi kuat untuk melaksanakan ajaran Bung Karno yang dikenal dengan TRISAKTI terutama kesaktian yang kedua yaitu BERDIKARI(berdiri di atas kaki sendiri) atau mandiri.
Read More..

Jumat, 19 Juli 2013

Pembelajaran dari Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan di Riau dan sekitarnya, telah mengekspor asap ke Malaysia dan Singapura. Polusi tersebut telah melampaui ambang batas dan membuat sebagian besar masyarakat menggunakan masker. Kepala Negara kedua negara berang dan melakukan protes kepada negara Indonesia. Bahkan sejumlah negara anggota ASEAN telah mendesak Indonesia untuk segera meratifikasi perjanjian untuk mencegah kebakaran hutan. “Kami menekankan pentingnya bagi negara-negra regional untuk menegakkan kewajiban internasional mereka dan bekerjasama mengatasi polusi asap lintas batas”. Demikian isu yang mengemuka dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri ke 46 ASEAN di Brunai Darussalam pada hari Minggu 30 Juni 2013. (Kompas, 2 July 2013).

Sebagai negara yang menjaga hubungan baik dengan tetangga, presiden telah meminta maaf kepada kedua negara. Didalam negeri pemerintah juga mengusut pengusaha yang membakar hutan. Diantara pengusaha yang diduga, ada juga pengusaha asal Malaysia. Kebakaran hutan tidak 100% diakibatkan oleh pembakaran hutan, akan tetapi tanah gambut yang dapat terbakar sendiri ketika suhu panas.

Wakil Presiden Jusuf Kala mengatakan bahwa Indonesia tidak perlu meminta maaf kepada Malaysia dan Singapura. Satu bulan kita mengekspor asap, Malaysia dan Singapura sudah marah-marah. Tetapi 11 bulan kita mengespor oksigen, Singapura dan Malaysia tidak berespon apa-apa.

Ungkapan ini menyadarkan kita, akan tenaga atau kekuatan diplomasi Indonesia. Asap ini menyadarkan kita, menyadarkan Malaysia dan Singapura, bahwa Indonesia bertahun-tahun mengekspor oksigen secara gratis. Asap dan oksigen memiliki wjud yang sama, yaitu gas. Perbedaan terletak pada warna dan sifat. Oksigen tidak berwarna dan sangat diperlukan manusia dalam pernapasan manusia. Sementara asap berwarna putih kehitaman dan bersifat racun terhadap manusia. Asap ini sebagai pertanda atau indikator. Bila asap sampai ke Malaysia dan Singapura, maka oksigen juga sampai kesana. Kepadatan udara Malaysia dan singapura lebih rendah dibanding Indonesia. Kalau udara disana padat, pasti asap dan oksigen tersebut tidak sampai kesana, akan tetapi ke pulau Jawa. Inilah pelajaran berharga bagi Indonesia untuk meningkatkan daya diplomasi. Inilah pelajaran bagi Malaysia dan Singapura untuk menyadari fakta, bahwa mereka mendapat oksigen gratis selama 11 bulan setiap tahun sejak bumi ini ada. Tak terhingga hutang oksigen Singapura dan Malaysia kepada Indonesia. Semestinya hutang tak tertulis tersebut dapat dibayar dalam wujud yang lain. Disinilah diplomasi.
Read More..

Jumat, 28 Juni 2013

Visi versus Misi

Kebebasan pers menjadi sarana dalam peningkatan pendidikan informal buat semua masyarakat. Salah satu point adalah debat calon Kepala Daearh yang diselenggarakan secara langsung oleh Perusahaan Televisi maupun yang dimuat dalam media cetak tentang visi, misi, program yang akan diimplementasikan dalam daerah masing-masing.

Ada calon Kepala Daerah yang tidak memahami perbedaan visi dan misi. Ketika moderator bertanya: "Apa visi dan misi bapak/ibu?". Sang kandidat menjawab: "Visi dan misi saya adalah..bla...bla..." Dia menyebut visi dan misi dalam satu kalimat. Inilah alat ukur yang menunjukkan bahwa sang kandidat tidak bisa membedakan visi dan misi. Semestinya visi satu kalimat. Biasanya kalimat yang pendek, dan mudah diingat oleh semua anggota organisasi. Visi berasal dari kata "vision" yang berarti mimpi. Pada mulanya, ketika peradaban manusia belum maju, manusia banyak mengandalkan pada mimpi, seperti dalam kisah Jusuf dan Firaun di Mesir. Mimpi Jusuf yang yang ditafsirkan bahwa di Mesir akan terjadi musim kering dan kelaparan selama 7 tahun yang akan datang. Berdasarkan mimpi tersebut, maka Firaun mengangkat Jusuf sebagai Gubernur untuk mempersiapkan segala sesuatunya agar terhindar dari kelaparan. Dan mimpi tersebut terbukti dan usaha Firaun dan Jusuf berhasil mengatasi kelaparan. Vision juga biasanya di berasal dari setiap orang yang bermimpi, dan juga lebih sering berasal dari peramal (fortune teller".

Tetapi peradaban manusia yang sudah maju, maka visi dibentuk bukan dari mimpi dan bukan juga berasal dari fortune teller, akan tetapi berasal dari hasil pemikiran, pemanfaatan informasi, penerapan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Visi dibangun bukan oleh seorang diri, akan tetapi dibangun dari stakeholder. Visi menggambarkan kondisi organisasi pada waktu yang akan datang biasanya 5 tahun ke depan. Visi sangat dipengaruhi oleh perubahan pada lingkungan. Keterampilan melihat atau menangkap perubahan lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan visi.

Misi berasal dari kata mission.
Read More..

Minggu, 23 Juni 2013

BBM dan Penataan Kota

Pada Orde Baru (mungkin juga sudah sejak Orde Lama), Indonesia termasuk anggota OPEC (negara-negara pengekspor minyak). Ketika harga BBM naik, kita semua menikmatinya. Bahkan kita sangat menggantungkan harapan akan kenaikan harga BBM. Sebab migas merupakan ekspor utama alias sumber pendapatan negara yang utama disamping hasil hutan. Konsumsi BBM dalam negeri selalu di subsidi oleh negara, dengan harapan untuk meningkatkan daya saing sektor industri. Semestinya sejak tahun 1997, kita sudah memasuki era yang didengung-dengungkan "Tinggal Landas", yaitu memasuki negara maju.

Kenyataanya tahun 1998, kita terjun bebas dan kembali hampir menuju nol. Menurut para ahli, karena fundamental ekonomi kita tidak kuat. Kita terlalu bergantung pada negara asing. Baik negara maupun swasta berlomba-lomba mengutang. Bahan baku industri kita bergantung pada import. Eksport kita didominasi oleh pemberian Tuhan seperti minyak dari perut bumi. Kayu yang disediakan oleh Tuhan,ikan di laut tinggal tanggkap, dan lain-lain. Ditambah dengan kondisi politik yang tidak demokratis.

Era Reformasi terjadi perubahan hampir 180 derajat. Indonesia keluar dari organisasi OPEC, karena konsumsi domestik akan BBM semakin meningkat. Sementara produksi dan kemampuan perut bumi Indonesia terbatas. Bahkan Indonesia beubah menjadi negara pengimport BBM. Jumlah penduduk semakin bertambah. Jumlah kendaraan bertambah tak terkendali. Komposisi penduduk Indonesia berubah. Pada awal Orde Baru, 80% penduduk Indonesia di desa alias petani. Diduga saat ini sudah sebaliknya, 80% berada diperkotaan.

Setiap kenaikan BBM, selalu mendapat resistensi dari lapisan masyarakat seperti buruh, mahasiswa, partai oposisi dan kelompok masyarakat yang lain. Setiap kenaikan BBM, dipastikan berdampak ganda akan kenaikan semua sektor kehidupan. Bila tidak dinaikkan, pemerintah menanggung beban subsidi yang terlalu besar. Juga dianggab mensubsidi orang berada, karena BBM banyak dikonsumsi oleh mobil yang notabene orang berada. Disamping itu, BBM subsidijuga sering diselundupkan kenegara lain yang harganya lebih besar. Harga BBM yang sekarang, belum mencapai harga Internasional, tetapi penolakan dan kekwatiran ada dimana-mana.

Dalam rangka otonomi sekarang, yang merubah struktur/komposisi penduduk Indonesia, maka peran Pemerintah Daerah sangat besar. Hampir semua kota besar seperti Jakarta, surabaya, Medan, Bandung, Denpasar, Semarang dan kota lain terjadi kemacetan. Disinyalir BBM yang dihabiskan di Jakarta setiap tahun kira-kira 40 Triliun lebih. Angka sebesar itu sudah hampir sama dengan besar subsidi. Oleh karena itu kemacetan harus dituntaskan. Terutama kota baru akibat pemekaran seperti Kota Bulungan ibukota Provinsi ke 34 yaitu Kalimantan Utara. Pasti setiap pembentukan provinsi baru selalu dikuti pembentukan Kabupaten/Kotamadya baru, Kecamatan baru dan desa/kelurahan yang baru.

Sesungguhnya secara logika, besar konsumsi minyak tanah yang sudah dikonversi ke gas sungguh keberhasilan yang luar biasa. Kita sudah lebih dari 5 tahun merasakan betapa hematnya gas dibanding minyak tanah. Betapa besarnya beban negara yang hilang akibat konversi tersebut. Waktu 5 tahun semestinya sudah cukup mempersiapkan semua sarana seperti jalan negara, provinsi dan infrastruktur yang lain.

Bila tata kota didaerah bagus, maka komposisi penduduk Indonesia akan lebih merata, tidak menumpuk pada kota besar. Ditambah lagi oleh regulasi disemua sektor yang pro daerah. Semua jalan Negara dibuat mulus dan kuat. Itulah tanggungjawab Pusat. Semua jalan provinsi dibuat mulus dan kuat. Itulah tanggungjawab provinsi. Pemerintah Daerah berkewajiban membuat lalulintas masyarakat anatara kota yang satu dengan kota yang lain, desa yang satu dengan desa yang lain. Laluntas yang lancar antara kota dan desa. Buntut akhirnya adalah Fundamental Ekonomi yang kuat.
Read More..

Rabu, 19 Juni 2013

Kelahiran Pancasila: Bung Karno Sebagai Guru Bangsa

Setiap Tanggal 1 juni kita peringati sebagai hari lahirnya Pancasila. Pada tanggal tersebut Bung Karno berpidato untuk menjawab permintaan ketua BPUPKI, Indonesia merdeka dengan dasar apa? Sidang BPUPKI dimulai pada 28 Mei 1945, dan sudah banyak peserta yang sudah menyampaikan pidato tetapi belum menghasilkan apa yang diinginkan untuk menjadi dasar negara Indonesia Merdeka. Bung Karno mendapat giliran terakhir, yaitu pada tanggal tersebut. Bungkarno menyampaikan dengan penuh semangat tanpa teks. Banyak pidato tersebut kira-kira sebanyak 19 halaman kertas A4 dengan spasi 1,5 dan font 12. Dari banyak materi, pidato sebanyak itu sudah cukup banyak, mengingat dilakukan tanpa teks.

Semua pidato peserta selama 3 hari disimak dengan baik oleh Bung Karno. Sehingga dia melakukan evaluasi dan secara terus terang mengatakan bahwa pidato anda kurang tepat. Ada beberapa pidato yang langsung ditanggabi. Yang paling menarik adalah surat dari Panitia Penyelenggara Militer Jepang yang meminta Sidang BPUPKI untuk merumuskan secara detail Indonesia Merdeka. Hampir semua pidato peserta sidang yang mengikuti petunjuk Panitia Jepang tersebut. Tetapi Soekarno membantahnya dengan berbagai perbandingan.

Tampaknya ada beberapa peserta sidang yang tidak memahami arti merdeka. Bung Karno mengatakan bahwa kemerdekaan adalah Jembatan Emas. Karena ada pidato peserta sidang yang mengatakan kalau merdeka , rakyatnya harus bisa membaca, harus sudah tidak melarat, dan lain-lain yang jelimet sesuai arahan Panitia Jepang. Bung Karno berkata; "Kalau kita merumuskan dengan detail, jelimet, maka 10 tahun, 20 tahun , 30 tahun atau sampai ke liang kubur sekalipun,Indonesia tidak akan merdeka. Kita harus merdeka saat ini juga.".

Bung Karno mengumpamakan kemerdekaan Arabia. Ibn Saud memerdekaan Arabia, ketika rakyatnya belum bisa mengerti kalau mobil Ibn Saud harus minum bensin. Rakyat Baduy ( Suku Baduy adalah suku mayoritas Arabia) memberikan mobil tersebut makan gandum. Sovyet juga merdeka ketika mayoritas rakyatnya belum mampu membaca. Bung Karno meyakinkan semua peserta sidang, bahwa kita Indonesia sudah siap merdeka. Disinilah peranan Bung Karno sebagai guru bangsa. Seandainya tidak ada Bung Karno, barangkali kita tidak merdeka, sekalipun dasar negara sudah diputuskan oleh BPUPKI, sebab peserta sidang mengikuti petunjuk panitia Jepang, yang berusaha merumuskan secara detail persiapan kemerdekaan Indonesia.
Read More..

Rabu, 29 Mei 2013

Soal (Latihan) untuk apa?

Minggu ini adalah minggu akhir menuju Ulangan Umum Semester. Semua kompetensi sudah atau hampir selesai diajarkan. Pekerjaannya adalah mengulang dan latihan dengan tujuan agar semua siswa benar-benar sudah memahami dengan baik kompetensi satu semester.

Pagi ini saya berikan 3 buah soal matematika untuk dikerjakan, baik individu maupun bekerjasama. siswa pertama bertanya, bagaimana caranya pak?. "Dipikir dulu". Tak lama kemudian siswa yang lain juga bertanya dan minta contoh terlebih dahulu. "Sesungguhnya semua materi dan contoh sudah kalian miliki". samapai hampir 30 menit, tidak seorangpun yang dapat mengerjakannya.

"Mengapa orang berpikir?". Serentak menjawab karena memiliki otak pak. "Betul karena punya otak, tetapi semua orang tahu jawaban itu. Orang berpikir karena ada informasi yang dimilikinya. Masalahnya adalah informasi untuk ini tidak dikuasai dengan benar. Kalau saya berikan jawabannya sekarang, lalu soal itu untuk apa? Soal ini soal untuk berpikir. Informasi yang pertama adalah lihat invers matriks. Informasi kedua adalah lihat contoh aplikasi matriks terhadap sistem persamaan. Dan informasi ketiga adalah, apakah berlaku hukum komutatif terhadap perkalian matriks? Renungkanlah ketiga informasi itu. selamat siang"
Read More..

Selasa, 28 Mei 2013

Baik orang Penting dan Penting orang Baik.

"Baik orang penting dan Penting orang Baik" merupakan judul sebuah renungan pagi pada salah satu program radio yang disiarkan tadi pagi. Ditilik dari sudut matematika (logika), maka kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk "konjungsi", yaitu dua buah kalimat tunggal yang dihubungkan oleh "dan". Kalimat tunggal pertama adalah: Baik orang penting. Sedangkan kalimat kedua adalah: Penting orang baik.

Kalimat matematika tidak mengharuskan memiliki susunan kalimat baku seperti Bahasa Indonesia. Yang penting ada artinya. Kalau kalimat tersebut dapat dipastikan nilai kebenarannya, apakh benar saja atau salah saja, maka kalimat tersebut menjadi kalimat tertutup atau pernyataan.

Kata "baik" pada kalimat tunggal pertama menunjukkan bahwa orang tersebut merupakan sangat diperlukan oleh orang lain. Mungkin karena tenaganya, kompetensinya atau keahliannya, atau pemikirannya. Pokoknya orang berharap banyak padanya. Ada banyak faktor yang menyebabkan orang penting.

Sementara kalimat tunggal kedua: "Penting orang baik" menunjukkan bahwa orang tersebut diperlukan karena hatinya. Murah hati atau dermawan atau suka menolong, atau ramah atau perbuatan baik lainnya.

Menurut logika, maka nilai kebenaran konjungsi ada 4 kombinasi yang kita sebut saja dengan kasus. Kasus 1: "Baik orang penting" (kalimat pertama)bernilai benar. Serta kalimat kedua: "Penting orang baik" juga bernilai benar. Artinya kedua kalimat kita terima dalam Himpunan penyelesaian (HP)kita.

Kasus kedua adalah: Kalimat pertama bernilai benar dan kalimat kedua bernilai salah. Artinya, kita tidak menerima "Penting orang baik". Kita tidak memerlukan orang baik. Kalau kita bekerjasama dengan orang baik, nanti kita akan tertular jadi baik, atau rahasia kita bisa terbongkar. Kolusi kita jadi gagal, tujuan tidak tercapai atau alasan yang lain.

Kasus ketiga adalah: Kalimat pertama bernilai salah dan kalimat kedua bernilai benar. Artinya kita menerima "Baik orang Penting". Kita tidak memerlukan orang yang penting. Tetapi sebaliknya kita menerima orang yang baik. Barang kali kita mengutamakan orang baik dari pada orang penting. Mungkin juga orang penting karena pemikirannya, sebaliknya karena pemikiran tersebut sekaligus merugikan orang lain.

Kasus keempat adalah: Kita menolak orang penting dan menolak orang baik. Hanya orang yang sudah tidak punya harapan, orang yang sedang linglung atau orang yang sedang ketakutan yang memiliki sikap tersebut.

Secara logika, hanya kasus pertama yang bernilai benar. Itulah yang wajar dan normal. Tetapi dalam kehidupan nyata, tidak sedikit orang mengambil sikap kasus 2 dan 3. Mudah mudahan kita manusia yang selalu pada jalur logika.
Read More..

Senin, 20 Mei 2013

Kebangkitan dan Matematika

Tanggal 20 Mei 1908 kita peringati sebagai hari Kebangkitan Nasional. Disebut kebangkitan karena pada tanggal tersebut didirikan organisasi pertama dengan tujuan dan azas yang jelas yaitu nasionalisme Indonesia. Organisasi ini didirikan oleh para pelajar sekolah tinggi STOVIA. Usia mereka relatif masih muda. Mereka menamakan organisasi "BUDI UTOMO". Organisasi Budi Utomo, dalam perjalanannya melakukan pendekatan koperatif. Bekerjasama dengan penguasa Belanda. Bentuk kerjasamanya adalah diizinkannya utusan STOVIA menjadi anggota wakil rakyat (volksraad). Mereka bersatu dengan anggota Volksraad lainnya membentuk satu fraksi yang disebut dengan Fraksi Nasional dibawah ketua Fraksi M.H. Thamrin seorang putra Betawi.

Tiga tahun kemudian muncul organisasi yang bersifat islami dan dagang yang disebut dengan Sarekat Dagang yang kemudian berganti nama menjadi Sarekat Islam. Tidak lama kemudian muncul PNI bentukan Ir. Soekarno dan organisasi yang lain. Organisasi Sarekat Islam dan PNI serta organisasi yang lain disebut sebagai organisasi non koperatif. Sebab mereka menolak untuk bekerjasama dengan penguasa Belanda untuk diikutsertakan menjadi anggota volksraad. Organisasi yang bersifat kooperatif berjuang melalui parlemen. Non koperatif berjuang diluar parlemen. Keduanya berjuang tidak dengan senjata, akan tetapi dengan menggunakan otak dan emosi. Itulah bentuk kemajuan perjuangan dibandingkan dengan perjuangan sebelumnya yang bersifat kedaerahan dan bersenjata.Perubahan bentuk (wujud) perjuangan itulah yang dinamakan "kebangkitan". Perjuangan dengan mengandalkan senjata dan otot serta emosi berubah menjadi perjuangan dengan mengandalkan pikiran, persatuan dan kerjasama serta pendekatan.

Kesemuanya organisasi ini disebut dengan Pergerakan Nasional. Berbicara tentang pergerakan berarti ada proses perubahan secara terus menerus. Kalau kita hubungkan dengan Matematika, maka dapat kita equivalenkan dengan Transformasi. Transformasi terdiri dari rotasi, refleksi, dilatasi dan translasi. Pergerakan pasti dimulai dari rotasi, yaitu perputaran. Mereka melihat keadaan sekeliling. Para pemuda pelajar STOVIA berada pada lingkungan sekolah. Sekitarnya ada buku yang membuka mata dan pikirannya. Melalu sekitar sekolah mereka mampu melihat jauh keseberang termasuk kenegara Eropa dan Amerika. Mereka dapat membaca buku apa saja. Seperti Bung Karno yang belajar Tehnik tetapi dalam pergerakan mendapat tugas mengajarkan revolusi Inggris dan Rusia kepada pemuda dan masyarakat di Bandung dan daerah lainnya.

Transformasi kedua adalah refleksi atau pencerminan. Mereka bercermin dengan melihat diri sendiri. Bung Karno pergi ke sawah dan bertemu dengan seorang petani yang bernama Marhaen. Marhaen adalah pencerminan rakyat Indonesia ketika itu Lebih dari 70% penduduk kita seperti Marhaen baik sebagai pemilik sawah maupun sebagai penggarap.

Transformasi ketiga adalah dilatasi. Dilatasi artinya perbesaran atau perkecilan. Para pemuda Indonesia berpikir bagaimana membuat Indonesia yang besar. Besar dalam artian harga diri, paling tidak menjadi bangsa yang merdeka. Kemudian menjadi bangsa yang berdikari, tidak menggantungkan hidupnya terhadap bangsa lain. Bangsa yang mampu memenuhi kebutuhannya. Berdaulat secara ekonomi dan politik.

Transformasi keempat adalah translasi. Translasi adalah pergeseran atau perpindahan. Para pemikir bangsa, para founding fathers mampu melakukan usaha, perjuangan untuk mewujudkan sesuai betul dengan apa yang telah dirumuskan baik dalam tujuan organisasi masing-masing maupun dalam tujuan rangcangan Negara Indonesia merdeka.

Apakah kita sudah bangkit atau masih tidur? Apakah transformasi sudah selesai? Ya betul...kita sudah bangkit, tetapi belum berdiri kokoh. Kita masih rapuh. Pandangan masih berkunang-kunang. Masa depan masih remang-remang. Kita butuh setiap saat transformasi.
Read More..

Rabu, 15 Mei 2013

Dimulai dari Ketaatan.

Perkalian matriks dengan matriks memiliki aturan tersendiri. Dua buah matriks dapat dikalikan bila banyak kolom matriks pertama sama dengan banyak baris matriks kedua. Itulah syarat perkalian dua buah matriks. Proses perkaliannya bagaimana?

Misalkan kita mengalikan matriks berordo 2x2, sebut saja matriks A dikalikan dengan matriks berordo 2x2, sebut saja matriks B. Elemen matriks pertama adalah a11, a12, a21, a22. Sementara elemen matriks kedua adalah b11, b12, b21, b22. Perkalian matriks A.B adalah sebuah matriks baru, sebut saja matriks C. Maka matriks C memiliki elemen C11, C12, C21, C22, dimana c11= a11.b11+a12.b21, c12 =a11.b12+a12.b22, c21 = a21.b11+a22.b21 dan c22 = c21 = a21.b12+a22.b22. Pertanyaan seorang siswa yang kritis adalah mengapa perkaliannya begitu? Sebaiknya c11=a11.b11, c12 =a12.b12, c21= a21.b21 dan c22= a22.b22.

Sangat susah menerima usul siswa tersebut dan bahkan impossible. Pertama, kita harus menerima sebagai kebenaran. Kita harus menaati itu sebagai pedoman. Itulah pengertian pangkalnya. Kedua, kita harus ingat bahwa "Matriks" merupakan alat. Kalau dia merupakan alat, maka berfungsi untuk membantu dalam mempermudah perhitungan atau Kompetensi Matriks dapat diterapkan dalam kompetensi yang lain, misalnya memecahkan himpunan penyelesaian Sistem Persamaan Linier. Himpunan penyelesaian Sistem Persamaan Linier dapat dicari dengan berbagai cara seperti Eliminasi, Substitusi, Grafik dan Matriks. Ketika kita sudah masuk pada aplikasi ini, nanti kita merasakan bahwa defenisi perkaliannya harus begitu. Artinya Himpunan Penyelesaiaan yang didapat dengan metode Matriks harus sama dengan metode yang lain.

Tentu pertnyaannya adalah, kalau lebih susah metode Matriks dibanding dengan metode substitusi atau eliminasi, untuk apa? Dengan memperkenalakan matriks, berarti kita dipersiapkan dengan masalah yang lebih kompleks. Sistem persamaan dengan 2 variabel dan 2 persamaan lebih cocok dengan metode eliminasi atau substitusi. Tetapi untuk sistem persamaan yang memiliki 3 atau lebih variabel dengan 3 atau lebih persamaan, maka yang paling tepat adalah metode matriks.

Jadi terima sajalah dulu, kemudian taati dan laksanakan. Nanti akan dapat kamu terima 100%.
Read More..

Selasa, 30 April 2013

Siapa nama Rektor anda?

Cerita tentang pelaksanaan Ujian Nasional tidak akan pernah habis. Ujian Nasional merupakan Dokumen Negara dan Rahasia Negara. Oleh karena itu wajar dilakukan pengawasan yang ketat untuk menghindari gangguan ataupun kecurangan baik dari pihak internal sekolah (pendidikan) maupun pihak luar. Pemerintah selalu berusaha dan melakukan perbaikan dan perubahan tentang pelaksanaan Ujian Nasional.

Untuk menghindari siswa contek dikelas (atau contek massal) pemerintah menyediakan soal yang bervariasi. Pada mulanya dalam satu kelas hanya ada satu jenis soal. Kemudian dua variasi yang disebut dengan Soal Paket A dan Paket B yang dibagikan secara berselang seling. Kemudian UN Tahun 2012 diadakan 5 Paket soal dan Tahun ini diadakan 20 Paket soal. Artinya setiap anak memiliki soal yang berbeda satu sama lain. Praktis dengan kondisi seperti ini, tidak akan ada saling contek.

Dari segi pengawasan, setiap kelas diawasi oleh 2 orang pengawas yang berasal dari sekolah yang berbeda. Artinya siswa tidak mengenal pengawas. Disamping itu, ada juga pengawas independen (pemantau independen) yang berasal dari Perguruan Tinggi. Mereka ini adalah mahasiswa. Dari segi jabatan dalan pelaksanaan UN, mahasiswa ini lebih tinggi dari pada guru pengawas. Tetapi ditinjau dari segi tingkat pendidikan, usia, pengalaman dan pengetahuan, guru jauh lebih tinggi. Tetapi itulah pendidikan kita, kalau pada lembaga ABRI atau Kepolisian pasti tidak akan pernah terjadi.

Pemantau Independen yang bekerja di salah satu SMK di Jakarta Barat berasal dari Universitas Taruma Negara. Sekedar basa basi kita bertanya: " Siapa nama Rektor Untar?" Eh tak diduga, dia tidak bisa menjawabnya. Kita menyadari, karena si mahasiswa terlalu fokus dengan kuliahnya, atau tidak pernah ada urusan secara langsung kepada sang rektor. Tetapi apapun alasannya, harus tahulah nama Bos besar kita, apa lagi kita bertugas di luar dengan mewakili organisasi.

Sang Pemantau sangat energik. Dia berkeliling ruangan untuk menyapa pengawas dan siswa sekedar mengingatkan agar tidak melakukan kesalahan dalam pengisian Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN). "Cadangan LJUN tinggal satu, jadi jangan buat kesalahan lagi": katanya. Ketika UN Bahasa Inggris di mulai, suara speaker dalam satu ruangan tidak baik (memekak telinga). Kita mau melaporkan ke panitia, tetapi dia langsung menjawab dengan berkata: " Tidak bisa pak! Itu sentral". Sang pemantau sudah melaksanakan tugas sebagai panitia pelaksana.
Read More..

Minggu, 28 April 2013

Kamu diHANTUI....

Ketika kita mengatakan sesuatu kalimat, ada saja beberapa siswa memotong: "Ulang pak!". Kalimat belum selesai diucapkan sudah langsung dipotong. Seorang guru juga paham kemampuan seorang manusia untuk menangkap dengan tepat satu kalimat. Itulah kebiasaan buruk siswa. sesungguhnya bukan karena otaknya tidak mampu, akan tetapi hanya karena kebiasaan. Kebiasaan untuk dituntun secara detail, diberikan secara lengkap sesuai dengan seleranya. Kalau seleranya pas dengan selera yang sepantasnya (sesuai usianya), tentu tidak masalah.

"Dua buah matriks dapat dikalikan bila banyak kolom matriks pertama sama dengan banyak baris metriks kedua". Itulah kalimat yang diulang. Kalimat tersebut menjadi dasar atau hukum dalam perkalian matriks. Setiap siswa harus dapat menghafal hukum tersebut dalam tempo singkat. Bila itu sudah terjadi, maka kita menuliskan beberapa matriks dipapan tulis. Siswa diminta untuk menuliskan matriks yang dapat dikalikan. Pekerjaan ini hanya wujud aplikasi dari hukum yang sudah dikuasai. Tetapi ada saja yang memotong: " Kasih contoh dulu pak!".

Kita menuntut siswa bukan untuk melakukan tugas berat, akan tetapi hanya melihat hubungan antara kalimat yang dihafal dengan materi pelajaran yang sedang dibahas. Kita menekankan bahwa setiap kalimat yang kita berikan adalah bermakna, sebagaimana Teory Belajar dari Ausubel. Kita harus membiasakan siswa untuk lebih banyak menggunakan otak dari pada tangan. Siswa kalau sudah menulis, dianggabnya semua sudah beres. Otaknya plong. Perasaanya lega. Sehingga materi hanya pindah dari buku satu ke buku tulis.

Siswa menulis semua kemungkinan matriks yang dapat dikalikan. Tentu saja ada yang salah dan saat itu juga kita bahas letak kesalahan. Kemudian dilanjutkan dengan operasi mengalikan. Dimulai dari beberapa contoh dan kemudian dilanjutkan oleh siswa. Belum dicoba sama sekali sudah memotong. "Pak! belum mengerti sama sekali. Kasih contoh lagi pak!". " Di otakmu itu ada hantu. Belum apa-apa, kamu sudah kwatir, takut. Kamu selalu dihantui ketakutanmu. Berpikir dengan tenang, sabar dan jangan takut tidak bisa. Kalau kamu sabar dan tenang, pasti bisa. Jangan langsung menolak apalagi protes!". Dalam waktu singkat siswa tersebut dapat menrimanya dan ternyata dapat melanjutkan pekerjaan dengan benar yang disaksikan oleh semua temannya.
Read More..

Selasa, 23 April 2013

Tertawa menutupi Kelemahan.

Tertawa merupakan respon terhadap sesuatu yang lucu. Lucu karena aneh, janggal atau luar biasa atau diluar kebiasaan atau jauh dari harapan. Hampir semua orang menyukai tertawa. Itulah sebabnya baik media cetak menyediakan ruang untuk tertawa dengan menyajikan cerita humor, baik dalam bentuk sindiran ataupun bentuk yang lain. Demikian juga dengan media visual, seperti telvisi menyajikan program humor/komedi.

Kita masih ingat ketika krisis moneter melanda Asia dan Dunia yang juga melanda Indonesia tahun 1998. Banyak komunitas masyarakat yang mengadakan lomba tertawa, hanya sekedar melupakan krisis ekonomi. Ada juga yang menyebutkan bahwa tertawa dapat menyehatkan pikiran dan pisik.

Ketika seorang siswa kelas X diberi pernyataan berupa: " Dua buah matriks dapat dikali bila banyak kolom matriks pertama sama dengan banyak baris matriks kedua". Semua siswa dalam kelas tersebut mencatatnya. Pernyataan tersebut merupakan aturan atau pedoman yang harus dipahami dan dihafal dengan baik oleh siswa. Maka beberapa siswa diminta untuk mengulang aturan tersebut tanpa membaca/melihat tulisan. Aneh bin ajaib, beberapa siswa tidak mampu menyebutnya dengan tepat sekalipun sudah diulang lebih dari 5 kali. Siswa yang lain spontan tertawa ketika tidak mampu mengatakan dengan benar ketika perulangan yang ketiga dan seterusnya. Karena temannya tertawa, maka siswa tersebut juga ikut tertawa.

" Sebaiknya kamu baca dengan tenang dan konsentrasi, jangan tertawa!". Tetapi tetap juga tidak mampu mengulangnya dengan benar sampai 5 kali. "Suasana tertawa ini membuat kamu lupa dan tidak sadar akan kelemahanmu!".
Read More..

Minggu, 21 April 2013

UN Terlalu Dini.

UN tingkat SMA/K yang sudah dilaksanakan seminggu yang lalu diwarnai dengan berbagai masalah. Masalah yang paling nyata adalah ditundanya 11 provinsi karena soal belum terdistribusi dengan baik. Disamping itu, Lembar Jawaban Komputer UN juga tipis, sehingga ketika ada kesalahan dan dilakukan penghapusan, sering kertas jadi bolong. Terlepas dari letak permasalahan ada dimana, apakah pada percetakan, apakah distribusi, apakah pada proses tender atau kurang pengawasan dari pihak pemerintah.

Bila kita lihat dari sudut waktu, maka pelaksanaan sebelum Orde reformasi dimulai pada minggu pertama bulan Mei. Setelah Orde Reformasi ini, UN dimulai pada bulan April. Dimajukan kira-kira satu bulan. Tentu saja dalam waktu 1 bulan itu, pemerintah sebagai penyelenggara UN memiliki waktu yang lebih banyak untuk mempersiapkan soal UN lebih baik.

Bila ditinjau dari sudut penyampaian materi pelajaran, maka ada waktu satu bulan untuk mendalami Materi Pelajaran UN. Karena UN adalah Ujian terakhir yang ditempuh siswa, maka setelah selesai UN siswa merasa bebas. Ada yang berekspressi dengan corat-coret bahkan ada yang tawuran. Sementara Surat Tanda Kelulusan baru diterima pada pertengahan atau akhir bulan Juni. Artinya ada waktu kira-kira 2 bulan lowong. Waktu inilah yang memberi ruang kepada beberapa siswa untuk berbuat kearah negatif. Sementara kalau mereka datang kesekolah, praktis tidak ada kegiatan kecuali pengarahan dari Perguruan Tinggi atau Dunia Usaha/Indistri. Itupun tidak setiap hari. Oleh karena itu waktu pelaksanaan UN perlu ditinjau kembali.
Read More..

Rabu, 10 April 2013

Siapkan Syarat Mutlak!

Harapan bangsa terhadap pendidikan saat ini demi generasi emas yang akan datang cukup besar. Siswa yang berpikir kritis dan suka berdiskusi, aktif dan dinamis, kreatif, serta siswa yang berprilaku mandiri, bertanggungjawab dan berahklak mulia sebagaimana dalam visi pendidikan nasional. Atau mencerdaskan kehidupan berbangsa sesuai dengan visi abadi pendidikan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Anak-anak kita punya tradisi belajar yang sangat berbeda, yang mengakar sejak taman kanak-kanak. Mata ajaran yang dipelajari jauh lebih banyak, tetapi tidak mendalam. Kalau sulit, rumus yang sangat banyak dibuatkan jembatan keledai atau singkatan-singkatan agar mudah dikeluarkan dari otak. Cara belajar yang demikian berpotensi menghasilkan ”penumpang” ketimbang ”pengemudi”. Karena itu, banyak orang yang lebih senang duduk menunggu, hidup ”menumpang”, ”dituntun”, atau diarahkan ketimbang menjadi pengemudi yang aktif dan dinamis.(Rhenald Kasali, Kompas 28 Desember 2012)

Apa yang dikatakan Prof. Rhenald ini ada benarnya dan ada yang tidak tepatnya. Pertama, Mata Ajaran lebih banyak dan tidak mendalam. Itu benar adalah masalah. Masalah bukan pada guru atau sekolah, tetapi pada Kurikulum atau Standar Isi. Karena banyak materi melebihi kapasitas memori siswa, maka harus dicari akal untuk menghafal atau sekedar mengerti yang disebut dengan Jembatan Keledai agar mudah dikeluarkan dari otak. Jadi Jembatan Keledai ini sangat tepat. Kita tidak mungkin mampu berpikir kritis apa bila tidak ada yang diingat. Justru kritis datang apa bila ada penyimpangan dari yang seharusnya. ada kejanggalan dari apa yang sewajarnya. Ada potensi yang lebih mudah, lebih murah, ada potensi bahaya atau ada potensi lain atau ada alternatif lain. Potensi itulah yang diungkapkan dengan sikap kritis oleh seseorang termasuk siswa. Karena ada kritis maka terjadi diskusi.

Diskusi butuh penjelasan baik dari orang kritis maupun dari orang yang mengkritik. Kedua belah pihak membicarakan dan mempertimbangkan semua penjelasan, mempertimbangkan semua untung ruginya. Dalam tahapan berpikir menurut taksonomi Bloom, kritis muncul (diharapkan) dalam tingkat pengertian (C2),penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). Modal dasarnya adalah C1 ( pengetahuan). Sementara C1 dan C2 menjadi modal awal atau syarat mutlak untuk C3, C1, C2, C3 sebagai syarat mutlak untuk C4 dan seterusnya.

Jembatan Keledai itu diperlukan untuk mempersiapkan Syarat Mutlak dalam berpikir kritis. Jadi tidak ada jaminan seseorang yang menghafal dengan Jembatan Keledai berpotensi menjadi penumpang. Justru sangat berpotensi menjadi pengemudi, karena lebih menguasai banyak pengetahuan. Yang menjadi masalah adalah tujuan pengajaran. Jangan sekali-sekali belajar bertujuan untuk menghafal.
Read More..

Senin, 08 April 2013

Gulma dan Setan

-->
Ketika petani menanam padi atau sayur atau tanaman yang lain, pada saat yang sama ada juga benih tumbuhan lain yang tidak diharapkan. Tumbuhan tersebut tampak setelah beberapa hari. Tumbuhan inilah yang disebut dengan gulma

Gulma hidup dari dengan m,engambil air dan undur hara tanah yang semestinya untuk tanaman. Bila gulma tidak segera dibersihkan/diambil, maka lama kelamaan gulma akan bertambah banyak dan tumbuh semakin tinggi dan besar. Sebaliknya tanaman akan terhambat, menjadi mengecil dan akhirnya mati.

Ada saatnya pertumbuhan guma dengan tanaman tumbuh bersama dan besar bersama. Iniilah dilemma. Kalau gulma dicabut, maka tanaman akan tercabut juga, karena akarnya sudah saling menjalin. Ketika panen tiba, susah juga memisahkan antara tanaman dengan gulma.

Bila gulma dan tanaman dianalogikan di sekolah, maka siswa (prilaku) yang taat, rajin dan sopan adalah tanaman. Sementara siswa yang malas, nakal, tukang bolos dan perbuatan jelek lainnya adalah gulma. Gulma menularkan kemalasan, benih kenakalan, menghambat proses kritis,bahkan gulma mampu membunuh karakter. Gulma sudah dimulai sejak SD. Ketika sudah sampai SMK/SMA, semakin susah untuk membersihkannya. Inilah dilammatisnya.

Gulma dan tanaman dapat juga kita ibaratkan dengan manusia dan setan. Manusia selalu berbuat jahat. Sebaliknya setan selalu menghambat perbuatan baik dan sekaligus menggoda manusia untuk berbuat jahat. " Apakah kamu mau jadi gulma atau tanaman?.

"Apakah kamu mau jadi Setan bertanduk atau jadi manusia?" "Tidak pak!", jawab 2 orang siswa yang pulang sebelum waktunya. Kedua anak ini adalah orang malas yang selalu menggoda temannya untuk malas juga. Selalu memprovokasi temannya untuk tidak belajar.

Read More..

Rabu, 03 April 2013

Guru Kebingungan....?


Menyongsong pelaksanaan Kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2013/2014 bulan Juli nanti, menuai berbagai respons dari berbagai pihak. Ada yang setuju 100%, ada yang setuju tetapi dengan catatan perbaikan disana-sini, ada yang menolak dan ada juga yang ketakutan kehilangan pekerjaan seperti guru Mata Pelajaran Muatan Lokal (Mulok).
Ditinjau dari segi kesiapan pelaksanaan, media melihat bahwa banyak guru yang tidak siap, guru kebingungan dan segala macamnya. Mereka menulis judul beritanya dengan “Guru Kebingungan…”, “ Guru tidak Siap….”. Memang betul faktanya, bahwa guru tidak siap dan juga kebingungan. Semuanya karena berkas Kurikulum 2013 belum ada di tangan guru. Kalau itu sudah ada ditangan, kebingungan tidak akan terjadi atau berkurang.
Kalau kita gunakan mesin pencari kata Google, didapat ada 7.140.000 laman yang menyangkut dengan guru bingung sementara kata "pemerintah bingung" ada sebanyak 5.500.000 laman. Kebingungan pemerintah yang dimuat dalam angka lima jutaan itu bukan hanya dalam bidang pendidikan, akan tetapi semua bidang. Sementara "guru bingung", pasti berhubungan dengan pendidikan.
 
Kembali ke judul tulisan. Bila judulnya “Guru Kebingungan…”, itu berkonotasi bahwa kelemahan terletak pada guru. Guru tersebut tidak mampu memahami Kurikulum 2013. Apakah demikian? Pada hal berkas Kurikulum 2013 secara lengkap,  belum ada di tangan.
Oleh karena itu, sebaiknya media jangan menggiring opini kepada pelemahan guru. Kalau tidak bisa menggiring  opini kepada penguatan guru, lakukanlah yang proporsional yang tidak melemahkan pihak manapun. Buat saja judulnya (misalnya) “ Pelaksanaan Kurikulum 2013 belum siap…”  Atau yang lain.
Tapi ini hanyalah peimikiran saya semata. Pihak media pasti punya alasan sendiri untuk menarik perhatian pembaca sepanjang tidak melanggar hukum. Tetapi yang utama adalah bahwa dasar tindakan kita haruslah pendidikan. Artinya memberikan penguatan terhadap semua pihak.
Read More..