Halaman

Translate

Rabu, 10 April 2013

Siapkan Syarat Mutlak!

Harapan bangsa terhadap pendidikan saat ini demi generasi emas yang akan datang cukup besar. Siswa yang berpikir kritis dan suka berdiskusi, aktif dan dinamis, kreatif, serta siswa yang berprilaku mandiri, bertanggungjawab dan berahklak mulia sebagaimana dalam visi pendidikan nasional. Atau mencerdaskan kehidupan berbangsa sesuai dengan visi abadi pendidikan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Anak-anak kita punya tradisi belajar yang sangat berbeda, yang mengakar sejak taman kanak-kanak. Mata ajaran yang dipelajari jauh lebih banyak, tetapi tidak mendalam. Kalau sulit, rumus yang sangat banyak dibuatkan jembatan keledai atau singkatan-singkatan agar mudah dikeluarkan dari otak. Cara belajar yang demikian berpotensi menghasilkan ”penumpang” ketimbang ”pengemudi”. Karena itu, banyak orang yang lebih senang duduk menunggu, hidup ”menumpang”, ”dituntun”, atau diarahkan ketimbang menjadi pengemudi yang aktif dan dinamis.(Rhenald Kasali, Kompas 28 Desember 2012)

Apa yang dikatakan Prof. Rhenald ini ada benarnya dan ada yang tidak tepatnya. Pertama, Mata Ajaran lebih banyak dan tidak mendalam. Itu benar adalah masalah. Masalah bukan pada guru atau sekolah, tetapi pada Kurikulum atau Standar Isi. Karena banyak materi melebihi kapasitas memori siswa, maka harus dicari akal untuk menghafal atau sekedar mengerti yang disebut dengan Jembatan Keledai agar mudah dikeluarkan dari otak. Jadi Jembatan Keledai ini sangat tepat. Kita tidak mungkin mampu berpikir kritis apa bila tidak ada yang diingat. Justru kritis datang apa bila ada penyimpangan dari yang seharusnya. ada kejanggalan dari apa yang sewajarnya. Ada potensi yang lebih mudah, lebih murah, ada potensi bahaya atau ada potensi lain atau ada alternatif lain. Potensi itulah yang diungkapkan dengan sikap kritis oleh seseorang termasuk siswa. Karena ada kritis maka terjadi diskusi.

Diskusi butuh penjelasan baik dari orang kritis maupun dari orang yang mengkritik. Kedua belah pihak membicarakan dan mempertimbangkan semua penjelasan, mempertimbangkan semua untung ruginya. Dalam tahapan berpikir menurut taksonomi Bloom, kritis muncul (diharapkan) dalam tingkat pengertian (C2),penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). Modal dasarnya adalah C1 ( pengetahuan). Sementara C1 dan C2 menjadi modal awal atau syarat mutlak untuk C3, C1, C2, C3 sebagai syarat mutlak untuk C4 dan seterusnya.

Jembatan Keledai itu diperlukan untuk mempersiapkan Syarat Mutlak dalam berpikir kritis. Jadi tidak ada jaminan seseorang yang menghafal dengan Jembatan Keledai berpotensi menjadi penumpang. Justru sangat berpotensi menjadi pengemudi, karena lebih menguasai banyak pengetahuan. Yang menjadi masalah adalah tujuan pengajaran. Jangan sekali-sekali belajar bertujuan untuk menghafal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar