Halaman

Translate

Selasa, 23 April 2013

Tertawa menutupi Kelemahan.

Tertawa merupakan respon terhadap sesuatu yang lucu. Lucu karena aneh, janggal atau luar biasa atau diluar kebiasaan atau jauh dari harapan. Hampir semua orang menyukai tertawa. Itulah sebabnya baik media cetak menyediakan ruang untuk tertawa dengan menyajikan cerita humor, baik dalam bentuk sindiran ataupun bentuk yang lain. Demikian juga dengan media visual, seperti telvisi menyajikan program humor/komedi.

Kita masih ingat ketika krisis moneter melanda Asia dan Dunia yang juga melanda Indonesia tahun 1998. Banyak komunitas masyarakat yang mengadakan lomba tertawa, hanya sekedar melupakan krisis ekonomi. Ada juga yang menyebutkan bahwa tertawa dapat menyehatkan pikiran dan pisik.

Ketika seorang siswa kelas X diberi pernyataan berupa: " Dua buah matriks dapat dikali bila banyak kolom matriks pertama sama dengan banyak baris matriks kedua". Semua siswa dalam kelas tersebut mencatatnya. Pernyataan tersebut merupakan aturan atau pedoman yang harus dipahami dan dihafal dengan baik oleh siswa. Maka beberapa siswa diminta untuk mengulang aturan tersebut tanpa membaca/melihat tulisan. Aneh bin ajaib, beberapa siswa tidak mampu menyebutnya dengan tepat sekalipun sudah diulang lebih dari 5 kali. Siswa yang lain spontan tertawa ketika tidak mampu mengatakan dengan benar ketika perulangan yang ketiga dan seterusnya. Karena temannya tertawa, maka siswa tersebut juga ikut tertawa.

" Sebaiknya kamu baca dengan tenang dan konsentrasi, jangan tertawa!". Tetapi tetap juga tidak mampu mengulangnya dengan benar sampai 5 kali. "Suasana tertawa ini membuat kamu lupa dan tidak sadar akan kelemahanmu!".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar