Halaman

Translate

Senin, 25 Februari 2013

Kali Keenam atau Enam Kali?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata kali adalah sebagai berikut:1 Kata untuk menyatakan kekerapan tindakan: dalam satu minggu ini, dia sudah empat kali datang ke rumahku. 2 Kata untuk menyatakan kelipatan atau perbandingan (ukuran, harga, dsb): harga barang kebutuhan pokok pada tahun ini dua kali lebih mahal dari pada harga pada tahun yang lalu; 3 Kata untuk menyatakan salah satu waktu terjadinya peristiwa yang merupakan bagian dari rangkaian peristiwa yang pernah dan masih akan terus terjadi: untuk kali ini ia kena batunya; 4 Kata untuk menyatakan perbanyakan atau pergandaan: dua kali dua sama dengan empat.

Arti kesatu, ketiga dan keempat adalah sama yaitu menyatakan perulangan. Arti kata keempat murni matematika yaitu 2 x 2 =4. Atau dapat juga ditulis dalam contoh yang lain yaitu 3 x 6 = 18. Defenisi perkalian menurut matematika adalah penjumlahan berurutan. Perkalian 3 x 6 artinya 6 + 6 + 6. Perkalian 6 x 3 artinya 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3. Apakah 3x6 = 3x6?

Karena berbicara matematika, maka jawabannya adalah “ya, sama”. Itulah namanya hukum komutatif penjumlahan. Yang sama adalah nilainya. Tetapi bila berbicara tentang proses, maka hal itu sangat jauh berbeda. Bila kita misalkan peristiwa itu adalah proses pemindahan beras di dalam gudang. Satu karung beras beratnya 25 kg. Maka peristiwa 3 x 6 artinya si Polan memngangkat/memindahkan beras 3 kali. Setiap kali dia mengangkut 6 karung beras atau 150 kg.

Sementara peristiwa 6 x 3 adalah si Pulan mengangkat beras 6 kali. Setiap kali dia mengangkat 75 kg (3 karung). Dari kedua peristiwa itu terdapat beberapa perbedaan. Siapakah yang paling kuat? Siapakah yang paling cepat memindahkan beras? Seandainya beras yang mau dipindahkan banyak, upah siapakah yang paling banyak? Jawabannya adalah si Polan. Disitulah perbedaanya. Peristiwa perkalian tidak pernah ada, kalau tidak pernah terjadi dalam kehidupan.

Akhir-akhir ini sering kita dengar pemakaian kata “kali” dengan rancu, baik oleh media elektronik, maupun media cetak. Misalnya: dia mengangkut beras kali keenam. Siapa yang mengangkut beras? Kata tanya “siapa”, digunakan untuk menanyakan subjek (pelaku). Maka jawabannya adalah dia. Apa yang dia kerjakan? Kata tanya “apa” menanyakan predikat, yaitu “mengangkut”. Berapa kali dia mengangkut? Kata tanya “berapa kali” menanyakan kata keterangan (adverb of frequency). Jawabannya adalah enam kali. Haruskah kita jawab dengan: kali keenam? Kamus besar Bahasa Indonesia juga tidak menulis kali keenam. Kalau kita membacaca “kali keenam”, bagaimana membaca 6x3?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar