
Keraguan dan kekhawatiran masyarakat muncul, karena mendengar kata tematik. Diragukan guru tidak siap melaksanakannya. Sesungguhnya kekhawatiran itu sangat berlebihan. Memang selama ini sudah diterapkan Mata Pelajaran, tetapi gurunya adalah guru kelas untuk kelas I,II dan III. Guru kelas artinya, dia yang mengajarkan semuanya. Dia guru IPA, dia guru IPS, Matematika dan lain-lain. Jadi perbedaan hanya dalam format. Bagi guru, pasti tidak ada masalah. Yang masalah adalah mendengar kata "perubahan". Tampaknya masyarakat trauma dengan kata perubahan Kurikulum, kenapa ya? Kata Gus Dur: "Gitu aja kok repot!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar